
Kamu sudah lulus kuliah ?. Apa kamu sudah merencanakan hal apa yang mau kamu lakukan selanjutnya setelah membahagiakan orang tuamu melalui proses wisuda ?. Apapun hal itu, kamu harus segera memikirkan untuk memiliki Rumah pribadimu sendiri. Karena memiliki sebuah rumah pribadi adalah investasi masa depan yang sangat penting untukmu.
Survey tahun 2016 yang dilakukan BPS Indonesia mengatakan bahwa hanya 60% generasi muda yang dapat membeli rumah pribadi. Hal ini disebabkan karena biaya kepemilikan rumah yang cukup mahal, apalagi di kota-kota besar. Eits !, sebenarnya itu hanya 50% benar dan 50% asumsi. Kalau kamu tau cara pembiayaan rumah yang sesuai dengan kondisi kamu, maka kamu akan sangat mudah menjangkau pembiayaan rumah impianmu. Berdasarkan pengalaman 5 Tahun di dunia Real Estate, CosmasProjects akan memberikan kamu 3 Jenis Pembiayaan Rumah sesuai dengan profil dan pribadimu masing-masing. Yuk simak 3 Jenis pembiayaan rumah berikut ini :
1. Pembiayaan Dengan KPR Bank

Pembiayaan rumah dengan KPR sudah menjadi hal yang umum di Indonesia. Tapi ingat, kamu harus tau bahwa KPR bank memiliki Banyak Jenis-jenisnya. Ada juga kok jenis KPR Bersubsidi yang merupakan program dari pemerintah. KPR adalah kredit yang diberikan oleh Bank untuk mempermudah kamu membiayai Rumahmu nanti. Besarnya KPR bank maksimal 70% dari harga rumahmu. 30% sisanya akan di anggap sebagai DP sesuai dengan Peraturan BI yang berlaku saat ini. Kamu juga bisa mencicil hingga 25 Tahun (Update April, 2020). Sebagai contoh, jika harga rumah yang kamu inginkan adalah 1 Milyar, maka kamu wajib membayar DP 300 Juta terlebih dahulu. Bank akan membayarkan 700 Juta kepada developer. Nanti kamu bisa menyicil 2,3 juta perbulan, tentu ditambah bunga jika kamu mengambil KPR Konvensional.
Pembiayaan KPR untuk kamu generasi muda cocok jika kamu memiliki dana minimum 40% dari harga rumah yang ingin kamu ambil nanti. Jika harga rumahmu 500 juta, Cosmas menyarankan kamu menyediakan minimum 200 juta cash untuk menyiapkan KPR dan biaya-biaya lainnya nanti.
Berikut keuntungan dan kelemahan jika generasi muda menggunakan pembiayaan KPR Bank.
Keuntungan :
- Pengajuan cepat, karena Bank KPR pasti bekerjasama dengan pihak developer.
- Panjang kredit yang cukup lama, hingga 25 Tahun.
- Biaya KPR Bersubsidi cukup murah.
- Ada alternatif menggunakan KPR syariah yang bebas bunga. Bank sudah mendapatkan keuntungan flat diawal.
Kelemahan :
- Banyak biaya-biaya yang harus kamu keluarkan. Ada biaya Provisi atau sebagai biaya administrasi pengurusan KPR. Biaya Notaris, serta Asuransi.
- Adanya bunga Flat atau Fluktuatif untuk semua pinjaman kredit menggunakan KPR (Untuk yang non-syariah).
- Biaya DP yang lumayan besar. 30% dari harga rumah masih dirasa sulit untuk generasi muda di Indonesia.
- KPR Bersubsidi hanya menjangkau rumah-rumah di daerah terpencil dan hanya bisa kamu peroleh jika pendapatanmu maksimal 8 Juta perbulan (Update April, 2020).
2. Pembiayaan Dengan Cash Tunai

Nah, untuk cara yang satu ini sepertinya tidak perlu dijelaskan lebih mendalam ya, hehe. Pembiayaan dengan Cash Tunai atau dikenal dengan namanya Hard Cash adalah pembiayaan langsung lunas yang kamu lakukan ketika membeli Rumah yang kamu impikan. Cosmas merekomendasikan tipe pembayaran ini jika kamu memiliki uang tunai minimum 110% dari harga rumah yang ingin kamu beli. 10% adalah untuk biaya AJB (Akta Jual Beli), Pajak serta biaya-biaya administrasi lainnya. Ingat, kamu bisa mendapatkan potongan harga dari developer maksimum 20% jika kamu membeli dengan cash. Jika harga rumahmu adalah 1 Milyar, kamu bisa mendapatkannya dengan 800 juta saja, karena Developer senang dan untung jika kamu bisa membayar langsung cash.
Berikut keuntungan dan kelemahan jika generasi muda menggunakan pembiayaan Cash Tunai.
Keuntungan :
- Tidak perlu repot memikirkan cicilan. Hidupmu bisa tenang tanpa cicilan.
- Tanpa DP (Ini sudah pasti, kamu kan belinya Tunai, hehe…).
- Diskon yang cukup banyak. Kamu bisa hemat biaya bunga, biaya Bank hingga diskon dari developer hingga 20%.
Kelemahan :
- Kamu harus memiliki dana yang cukup banyak. Minimum 110% dari harga rumahmu saat ini.
- Kamu harus konsisten menabung hingga memiliki cukup dana. Tapi itu terbayar dengan diskon yang lumayan dari Developer
.
3. Pembiayaan Dengan Kredit Inhouse Developer

Nah, pembiayaan ketiga dan yang paling favorit bagi generasi muda adalah pembiayaan dengan Kredit Inhouse dari Developer. Kredit Inhouse sebenarnya sama dengan kredit KPR dari bank. Inhouse bisa disebut juga KPR bersama Developer. Jika KPR melalui bank memiliki banyak proses dan bunga, maka Inhouse adalah KPR melalui Developer dengan system yang sangat sederhana. Jadi, Inhouse adalah system kredit dengan menyicil kepada developer yang membangun rumah kita.. Lalu apa bedanya menyicil melalui bank dengan menyicil melalui Developer ?. Perbedaanya sangat banyak dan mencolok, dan inilah yang menarik dari system Inhouse dari developer.
Jika melalui KPR bank, maka bank memiliki syarat harus membayar 30% DP terlebih dahulu. Inhouse dari developer bebas dari DP. Kamu hanya perlu memberikan uang tanda jadi yang jumlahnya sangat kecil. Bisa jadi hanya 1 Juta rupiah. Jika melalui KPR Bank, kamu harus membayar bunga dan biaya-biaya administrasi lainnya, maka di Inhouse kamu bebas dari biaya-biaya tersebut. Developer bukanlah sebuah bank, sehingga tidak diperbolehkan memberikan bunga pada cicilan. Yang menariknya lagi, periode cicilannya bukanlah sesuatu yang tetap. Karena ini antara kamu dan Developer, maka kamu bisa menegosiasikan berapa jangka waktu pembayarannya hingga lunas. Bisa jadi 25 hingga 30 Tahun, tergantung kesepakatan dari developer tersebut.
Berikut keuntungan dan kelemahan jika generasi muda menggunakan pembiayaan Cash Tunai.
Keuntungan :
- Bebas dari biaya Administrasi dan Bunga. Developer bukan bank dan tidak berhak memberikan bunga.
- Tanpa DP atau DP bisa dicicil.
- Hanya perlu mempersiapkan UTJ atau Uang Tanda Jadi yang jumlahnya sangat minim.
- Kamu bisa menegosiasikan jangka waktu/Termin permbayaran.
- Developer biasanya memberikan diskon yang menarik jika menyicil melalui system Inhouse mereka.
Kelemahan :
- Biasanya Kamu baru bisa menempati rumah tersebut setelah minimum pembayaran sudah kamu capai. Ada developer yang meminta 20% hingga 30% telah dibayarkan baru boleh ditempati.
- Sistem Inhouse beresiko tinggi bagi para Developer. Sehingga biasanya hanya 5 dari 15 rumah yang boleh dibuatkan system Inhouse oleh developer.
Itu adalah 3 Skema pembiayaan rumah untuk kamu generasi muda yang menginginkan rumah pribadi. Semua skema pembayaran rumah diatas adalah baik. Kamu hanya perlu menyesuaikan mana yang terbaik untukmu. Selamat memilih Rumah idaman dan memulai kehidupan baru bersama keluarga barumu. Semoga bermanfaat.
Reference
All Picture Designed by Freepik – www.freepik.com